Salam C dari Dr. Ir. Abdul Basith, M.Si.
Aku menggeliat pelan, terbangun dari tidur siangku. Kulihat jam dinding di seberang penglihatanku meski agak kabur khas bangun tidur. 12.15 WIB. Tanganku meraba area tempat tidur untuk meraih ponsel, sekedar melihat ada pesan atau tidak. Ternyata ada pesan dari salah seorang rekanku yang menanyakan apakah pukul 1 siang aku bisa menghadiri kuliah umum di kampus 2 UNP Kediri. Masih belum beranjak dari tempat tidur, aku sempat beberapakali berbalas pesan dengannya hingga akhirnya aku mengiyakan. Sesegera mungkin aku bersiap-siap karena hampir pukul 13.00.
“Kuliah
Umum : Menumbuhkan Ekonomi Kreatif Berbasis Agrokompleks di Kediri”, “Dr. Ir.
Abdul Basith, M.Si. (Dosen Fakultas Peternakan IPB)”. Begitulah tulisan yang
tercantum pada banner di dalam hall. “Lohh?” batinku. Aku mengira bahwa temanya
adalah pendidikan dan bukan hanya aku yang merasa ganjil akan tulisan tersebut.
Tapi apapun yang akan disampaikan pasti ada pengetahuan yang bisa kudapatkan.
Acara
siang itu dibuka oleh MC, kemudian sambutan dari rector, dan tibalah waktunya
pembicara untuk menyampaikan materi. “Kalau mau sukses, kita harus bisa keluar
dari kotak yang mengurung diri kita.” Kurang lebih seperti itulah materi awal
yang disampaikan setelah berbasa-basi sejenak sebagai perkenalan. Apa yang
dimaksud dengan kotak tersebut? Kotak tersebut ternyata berupa mental buruh,
habit negative, zona nyaman, penjajahan, dalih, serta kemalasan. Di tengah
materi yang disampaikan, kalau tidak salah rekanku berkomentar seperti ini,
“Dalam perkuliahan sebenarnya juga termasuk penjajahan, kita diberi tugas oleh
dosen. Kerjakan!” Aku hanya tersenyum menanggapi.
Indonesia.
Dengan wilayahnya yang luas, terbentang dari Sabang sampai Merauke. Dengan
segala kekayaan alamnya. Dengan beratus-ratus juta rakyatnya. Sulit dipercaya
jika Indonesia pernah dijajah sebuah perusahaan. Tidak tanggung-tanggung
lamanya, yakni 350 tahun. “Benar-benar miris,” pikirku. Kini Indonesia telah
merdeka selama 68 tahun. Pertanyaannya adalah apakah Indonesia sudah merdeka
yang sebenar-benarnya? Jawabannya adalah belum. Mengapa demikian? Karena bangsa
ini belum mampu menciptakan lapangan kerja yang luas untuk rakyatnya. Masih
banyak rakyat Indonesia yang bekerja di luar negeri sebagai TKI. Indonesia juga
masih banyak mengimpor barang-barang hingga bahan makanan. Jika petani dan
pengusaha lokal ada yang bisa menghasilkan, kenapa harus impor? Begitulah
penjajahan ekonomi. Jaman sekarang penjajahan tidak lagi berupa perang senjata,
melainkan perjanjian-perjanjian ekonomi dengan bangsa lainlah yang kini
menjajah bangsa kita. Indonesia dianggap pasar oleh Amerika karena tingginya
nilai konsumsi bangsa ini akan produk-produk dari luar. Ya, aku tahu betul hal
itu dari tayangan televisi yang pernah kutonton. Entah sampai kapan Indonesia
ketergantungan impor ini dan itu.
Lepas
dari masalah penjajahan, kita kan membicarakan mengenai masa depan. Masa depan
digambarkan dengan anak burung yang berada pada genggaman kita. Mau kita apakan
anak burung itu? Mengeratkan genggaman hingga anak burung itu mati ataukah
merawat burung itu dengan baik? Semuanya berada di tangan kita. Ingin menjadi
majikan yang bagaimana? Ingin menjadi kakak yang bagaimana? Ingin menjadi adik
yang bagaimana? Intinya ingin menjadi manusia yang bagaiman semuanya ada di
tangan kita. Tumbuhkan C untuk menggapai kesuksesan. Character, mulailah memelihara sifat-sifat positif saja dalam diri
anda. Care, kemudian pedulilah
terhadap orang lain. Chief, tanamkan
jiwa kepemimpinan anda. Cheer,
senantiasa riang gembira dan mengendalikan amarah. Tunjukkan pada orang lain
bahwa anda baik-baik saja sekalipun anda sedang tidak baik. Company, yakin bahwa suatu saat anda
bisa membangun perusahaan anda sendiri J. Itulah salam C dari Dr. Ir. Abdul
Basith, M.Si.
Pukul
16.30 acarapun selesai dan diakhiri dengan sesi foto bersama. Apa yang tertulis
di atas hanyalah sebagian kecil dari apa yang aku dapatkan dari acara siang
itu. Satu quotes untuk menutup tulisan ini, “Sudahkah anda memiliki cita-cita
yang membingungkan orang lain? Jika belum itu artinya cita-cita anda masih
kecil.”
Fazha Kim
Kediri, 21 Maret 2014
10:07 WIB






0 komentar:
Posting Komentar