50:50
Tawaku kian memudar
Tatkala sesuatu yang absurd menghujamku
Aku menangkap betul kode-kode gelap itu
Entah aku yang terlalu perasa
Atau memang benar adanya
Yang jelas, menguar negatifnya rasa
Keabsurd-an itu menarik diriku tinggi-tinggi
Dan melepaskanku begitu saja
Membuat lidahku kelu tanpa bisa mengucapkan sepatah kata
Perlahan aku bangkit dengan sepatah dua patah kata
Sisi terangku mengatakan bahwa aku adalah pendosa
Namun sisi gelapkumenampiknya
Dan berkata bahwa semua akan baik-baik saja
Tanpa ada yang berani mengungkitnya
Ya, aku mempunyai kuasa
Meski begitu tetap saja sisi terangku bisa keluar
Terangkah...
Gelapkah...
Fazha Kim
Kediri, 29 Maret 2014
13:51 WIB
50:50
14.20 |
Read User's Comments(0)
Karya Sahabat : Mama
18.43 |
MAMA
Karya: Maria Dreonsiana Jerama
Balas
laku anakme di’a
Dite
toe nganceng
Hemong
laku anak me mama
Mama…
Aku tetap doa latang ite
Mama, semoga tetap sehat, agu
Ite kole mama neka hemong doa
Latang aku anak me mama
Aku
nu kite mama sepika
Bel
sumang tau kole ditto ge
Mama,
aku nuk keta ite semoga
Gelang
ke polin sekola daku
Kud baro cumang tau koler ga
Agu ka’eng cama, kangen agu ite
Mama…
Kediri, 28 Maret 2014
Ketidakjelasan
18.40 |
Dentingan
jarum jam semakin terdengar
Namun
semangat kami masih berkobar
Menyusun
gebrakan sebagai hasil proses
Serinci
mungkin menuju sukses
Menuju
sudut lain, rengekannya membelai pendengaranku
Sedikit
ragu namun akhirnya meluluhkanku
Deru
mesin membawa kami menembus angin malam
Menyusuri
hari yang legam
Awal
yang jelas menjadi tak jelas
Ketika
pemuas hati tak kami ketemukan
Namun
tak begitu saja lepas
Masih
coba menyisir jalanan
“Seperti
wanita jalang,” candanya
Hei…yang
benar saja
Baiklah,
cukup sudah meski hampa
Anggap
saja sebagai pengakraban
Fazha Kim
Kediri, 28 Maret 2014
00:54 WIB
Rapopo :)
18.50 |
Aku melihatmu,
memerhatikanmu
Tetap seperti biasanya
yang ceria
Namun terdapat sesuatu
yang berbeda
Ada guratan kekecewaan
pada sikapmu
Guratan yang nampaknya
makin dalam saja
Aku juga sering
menangkapmu
Yang sedang meracau tak
jelas sendirian
Seolah-olah si pengacau
ada di hadapanmu
Dirimu menjadi
sakit-sakitan
Sejauh itukah dia
membajak pikiranmu?
Aku hanya bisa
membiarkanmu
Menasihatipun kurasa
tiada guna
Sekedar menampung keluh
kesahmu aku masih bisa
Juga menyediakan waktu
untuk menemanimu
Setidaknya aku paham
apa yang kau rasakan
Begini-begini aku juga
pernah dikacaukan
Tapi satu hal yang
benar-benar aku pegang
Sebisa mungkin takkan
kubiarkan ada yang bertanya
“Kamu kenapa?”
Aku melukiskan raut
baik-baik saja
Mewarnainya dengan
keceriaan guna menutup kecewa
Semoga dirimu bisa
baik-baik saja
Ingatlah selalu ada
sahabat yang setia
Fazha Kim
Kediri, 26 Maret 2014
23:53 WIB
Langganan:
Komentar (Atom)





